KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas
rahmat serta ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aktivitas Belajar Mengajar , sholawat
serta salam penulis ucapkan kepada jung-jungan Nabi besar Muhammad Saw. Kepada
keluarga dan para sohabatnya serat kita selaku umatnya yang mudah-mudaha
mendapat safaatnya. Amin.
Pada makalah ini akan dibahas
tentang Aktivitas
Belajar Mengajar
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan keritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan agar
kedepannya makala ini dapat jauh lebih baik lagi.
Penulis
Proses
pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara guru dan murid dimana
akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar ( dimyati dan mudjiono, 2006
: 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses terjadinya
intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran, yang
berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka satuan waktu tertentu pula
( hamalik, 2006 : 162 ).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses intraksi antara guru dan murid dimana akan dikhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.
Komponen-Komponen Proses Belajar Mengajar
Menurut dalam artikelnya yang berjudul “metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa”, menjelaskan kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen yaitu guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, media dan evaluasi pembelajaran.
1. Guru ( Pendidik )
Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ), memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah:
Sebagai dijelaskan oleh H.A.R Tilaar yang dikutip oleh Suyanto ( 2001 : 31 ), memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok dalam guru yang professional, masing-masing itu adalah:
·
Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang ( mature and
developing personality ),
·
Mempunyai keterampilan membangkitkan minat peserta didik,
·
Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat
dan
·
Sikap profesionalnya berkembang secara bersinambungan.
Sedangkan menurut wardiman djojonegoro yang dikutip oleh suyanto (
2001 : 33 ).
Guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kreteria utama, yaitu :
Guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kreteria utama, yaitu :
·
Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensi, sikap dan
prestasi kerja;
·
Upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentranspormasikan
kemampuan professional yang dimilikinya kedalam tindakan mendidik dan mengjar
secara nyata,
·
Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan professional, menunjukan
intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentarsikan untuk tugas-tugas
profesinya; dan 4) kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan, disini gur u
dituntut untuk dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil.
Terkait dengan hal tersebut, maka fungsi dan tugas guru dalam situasi pendidikan dan pengajaran terjalin intraksi antara dan guru. Intraksi ini sesungguhnya merupakan intraksi antara dua kepribadian yaitu kepribadian guru sebagai seorang dewasa dan sedangkan berkembang mencari bentuk kedewasaan.
Sehubungan dengan itu sukmadinata ( 2004 : 252 ) menjelaskan
fungsi / tugas seorang guru dalam proses pembelajaran sebagai
berikut :
1. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar
Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.
Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak. Dewasa secara psikologis, sosial, dan moral. Dewasa secara psikologis berarti individu telah bisa berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain serta sudah mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan dan mampu bersikap obyektif. Dewasa secara sosial berarti telah mampu menjalin hubungan sosial dan kerja sama dengan orang dewasa lainnya. Dewasa secara moral yaitu telah memiliki seperangkat nilai yang ia akui kebenarannya dan mampu berprilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya.
Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan.
2. Guru Sebagai Pembimbing
Selain sebagai pendidik dan pengajar guru juga sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali. Dalam kondisi dan situasi seperti ini mereka perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan. Sebagai upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya.
Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.
Selain fungsi seorang guru/ pendidik dalam proses pembelajaran
juga seorang guru dituntu memiliki sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh
seorang guru adlah sebagai berikut :
·
Fleksibel, seorang guru adalah seorang yang telah mempunyai
pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian dan keyakinan sendiri, baik
dalam nilai-nilai maupun dalam ilmu pengetahuan. Guru juga harus bisa bertindak
bijaksana, terhadap orang yang tepat dalam situasi yang tepat.
·
Bersikap terbuka, seorang guru hendaknya memiliki sifat terbuka
baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk
mengoreksi diri.
·
Berdiri sendiri, seorang guru adlah seorang yang telah dewasa, ia
telah sangup berdiri sendiri baik secara intelektual, sosial maupun emosional.
Berdiri sendiri secara intelektual, berarti ia memiliki pengetahuan yang cukup
untuk mengajar juga telah memberikan pertimbangan-pertimbangan rasional dan
mengambil suatu putusan atau pemecahan masalah.
·
Peka, seorang guru harus peka atau sensitif terhadap penampilan
para siswanya.
·
Tekun, pekerjaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik didalam
memrsiapkam, melaksankan, menilai maupun membina siswa sebagai generasi penerus
bagi kehidupan yang akan datang,
·
Melihat kedepan, tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi
penerus bagi kehidupan yang akan dating.
·
Menerima diri, seorang guru selain bersikap realistis, ia juga
harus mampu menerima keadaan dan kondisi dirinya ( sukmandinata, 2004 : 256-258
).
Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, seorang guru tidak hanya dituntut pengajar yang bertugas menyampaikan
materi pelajaran tertentu, tetapi juga harus berperan sebagai pendidik. Dimyati
dan mudjiono (2006 : 41 ) mengatakan tugas seorang guru adalah mengajar. Dalam
kegiatan mengajar ini tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi
harus harus mengunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar,
prisnsip-prinsip belajar sebagai berikut :
·
Perhatian dan motivasi, perhatian dan motivasi mempunyai peranan
yang sangat penting dalam kegiatan belajar.
·
Keaktifan, anak memupunyai dorongan untuk berbuat sesuatu
·
Ketertiban langsung / pengalaman, belajar haruslah dilakukan
sendiri oleh siswa.
·
Pengulangan, melatih daya-daya jiwa dan membentuk respon yang
benar dan bentuk kebiasaan-kebiasaan
·
Tantangan, dalam belajar siswa tentu memiliki hambatan yaitu
mepelajari bahan belajar, maka timbulah motif yang mengatasi hambatan itu
dengan belajar.
2. Peserta Didik
Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
Dimyati dan Mudjiono ( 2006 : 22 ) dalam bukunya belajar dan pembelajaran, mendefenisikan peserta didik atau siswa adalah subyek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad ( 2000 :105 ), peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan.
3. Tujuan Pembelajaran
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.
Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.
4. Gaya Hidup
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :
Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pelajaran wajib di kembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar. Berikut prinsip-prinsip yang harus diperhatikan :
·
Tujuan yang dikehendaki harus jelas, oprasional mudah terlihat,
ketepatan program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
·
Program ini harus sederhana atau fleksibel.
·
Program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan
tujuan yang telah diterapkan
·
Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas
pencapaiannya
·
Harus ada koordinasi antara kompone pelaksana program disekolah (
Mulyasa, 2006 : 41 ).
5. Metode Mengajar
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh pendidik, karena keberhasilan Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi peribahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.
6. Media
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
Pengajaran yang baik perlu ditunjang oleh pengunaan media pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).
Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sampai bentuk akuntabilitas penyelengaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( UU Sisdiknas 2003, pasal 57 ). Sedangkan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk membantu aktivitas, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan ( pasal 58 ).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh Depdiknas ( 2004 : 6 ) tentang factor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut antara lain :
·
Factor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah
keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan pembelajaran.
Didalam intraksi belajar mengajar guru harus memiliki keterampilan mengajar,
mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, mengunakan media dan
mengalokasikan waktu yang untuk mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi
tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah.
·
Faktor siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang
disebut pembelajar. Pada faktor siswa yang harus diperhatikan adalah
karakteristik umum maupun khusus, karateristik umum dari siswa adalah usia yang
dikategorikan kedalam
·
Usia anak-anak yaitu usia pra sekolah dasar ( 4- 11 tahun);
·
Usia sekolah lanjutan pertama ( 12-14 tahun ) atau usia pubertas
dari setiap siswa;
·
Usia sekolah lanjutan atas ( 15-17 tahun ) atau usia mencari
identitas diri. Adapun karakteristik siswa secara khusus dapat dilihat dapat
dilihat dari berbagai sudut antara lain dari sudut lain, dari sudut gaya
belajar yang mencakup belajar dengan mengunakan visual,, dengan cara mendengar
(auditorial) dan dengan cara bergerak atau kinestetik ( Suprayekti, 2004 : 11
),
·
Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa
dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang menjadi
titik perhatian adalah bagai mana merealialisasikan komponen metode dengan
evaluasi,
·
Faktor lingkungan, lingkungan didalam intraksi belajar mengajar
merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar.
Hakekat Proses Belajar Mengajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan , kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.
Setiap kegiatan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan. Sedangkan anak sebagai subyek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan intraksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar, keduanya (guru-murid) saling mempengaruhi dan member masukan. Karna itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan.
Rumusan belajar mengajar tradisional selalu menempatkan anak didik sebagai obyek pembelajaran dan guru sebagai subyeknya. Rumusan seperti ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya kedudukan anak dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi faktor yang dominan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Komentar
Posting Komentar